Jumat, 14 Januari 2011

TAHAP-TAHAP PEMEROLEHAN BAHASA

Di seluruh dunia, rupanya manusia memiliki tahap-tahap dan bentuk-bentuk yang sama dalam menguasai kemahiran berbahasa. Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.
Selama pemerolehan bahasa pertama, Chomsky menyebutkan bahwa ada dua proses yaitu proses kompetensi dan performansi. Kedua proses ini merupakan dua proses yang berlainan. Kompetensi adalah proses penuasaan tata bahasa secara tidak disadari. Kompetensi dibawa anak sejak lahir, dan memerlukan pembinaan sehingga anak-anak memiliki performansi berbahasa. Perfomasi sendiri adalah kemampuan anak menggunakan bahasa berkomunikasi ( pemahaman dan penerbitan kata-kata).
Pada umumnya kebanyakan ahli kini berpandangan bahwa anak di manapun juga memperoleh bahasa pertamanya dengan memakai strategi yang sama. Kesamaan ini tidak hanya ddilandasi oleh biologi dan neurologi manusia yang sama, tetapi juga oleh pandangan mentalistik yang menyatakan bahwa anak telah dibekali dengan bekal kodrati pada saat dilahirkan. Chomsky mengibaratkan anak sebagai entitas yang seluruh tubuhnya dipasang tombol serta kabel listrik: mana yang dipencet, itulah yang akan menyebabkan bola lampu tertentu menyala. Jadi, bahasa mana dan wujudnya seperti apa ditentukan oleh input sekitarnya.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang tahapan pemerolehan bahasa, sebagai pemenuhan atas tugas yang diberikan dosen pengampu mata kuliah psikologi umum. Semoga makalh ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca. Makalah ini pun masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai perbaikan penulisan makalah kedepan. Terimaksasih.




TAHAP-TAHAP PEMEROLEHAN BAHASA
Di tahun pertama kehidupan, manusia tampaknya memproduksi bahasa dengan bergerak maju melewati tahap- tahap berikut :
1. Mendekut ( kebanyakan mengandung bunyi vokal)
Bayi-bayi sanggup memproduksi bunyi dari dirinya sendiri. Yang paling jelas, aspek-aspek komunikatif dari tanisan – entah diniatkan atau tidak- berfungsi cukup efektif. Namun berdasarkan kemahiran berbahasanya, mendekutnya bayi-bayi yang paling membingungkan ahli-ahli bahasa. Mendekut (cooing) adalah ekspresi oral bayi mengeksplorasi pemroduksian bunyi vocal.Mendekutnya bayi di seluruh dunia, termasuk bayi-bayi tuli juga, tidak bisa dibedakan di antara bayi -bayi dan bahasa-bahasa yang berbeda.
Bayi-bayi sebenarnya lebih baik ketimbang orang dewasa dalam memilihkan bunyi yang tidak bermakna bagi mereka (Werker, 1989). Mereka bisa membuat pilihan fonetik yang sudah tidak bisa dibedakan lagi oleh orang dewasa.
2. Meraban/ mengoceh (mengandung bunyi konsonan dan bunyi vokal)
Di tahap ini bayi-bayi tuli tidak lagi mengucapkan bunyi vokal. Bagi telinga kita, merabannya bayi terus meningkat di antara pembicara-pembicara dari kelompok-kelompok bahasa yang berbeda terdengar sangat mirip (Oller & Eilers, 1998).
Bunyi diproduksi berdasarkan perubahan di dalam pendengaran bayi. Meraban (babbling) adalah produksi yang dipilih bayi terkait fonem-fonem yang terpilih –entah bunyi vokal maupun konsonannya- yang merupakan cirri bahasa asal bayi (Locke, 1994; petitto & Marentette,1991). Oleh karena itu, mendekutnya bayi diseluruh dunia esensinya sama, namun merabannya bayi berbeda. Salama tahap Ini, kemampuan bayi untuk mencerap dan memproduksi fon-fon selain fonem semakin memudar.
3. Ucapan Satu Kata
Pada akhirnya, bayi mengucapkan kata pertamanya. Ini diikuti dengan singkat oleh satu dua kata lagi. Segara sesudahnya, beberapa kata lagi menyusul. Ucapan ini terbatas pada bunyi vokal dan konsonan yang digunakan (Ingram, 1999). Bayi menggunakan satu kata ini –yang disebut holo frase- untuk menyampaikan intense, keinginan dan tuntutan. Biasanya, kata-kata adalah kata benda yang melukiskan objek yang dikenal, yang biasa dilihat anak (seperti mobil, buku, bola,dll) atau keinginan (seperti mama. Papa, jus, kue, dll).
Pada usia 18 bulan, anak-anak biasanya memiliki kosakata 3 sampai 100 kata (Siegler, 1986). Namun, kosakata anak kecil masih tidak bisa menuangkan semua keinginanny. Akibatnya, anak-anak banyak melakukan kesalahan. Sebuah kekeliruan melebih-lebihkan isi (overextension error) adalah perluasan sacara keliru makna kata-kata dari dalam leksikon untuk menuangkan hal-hal dan gagasan-gagasan tetapi masih belum mrmiliki kata baru untuk mengekspresikannya.
4. Ucapan Dua Kata dan Ujaran Telegrafik.
Secara bertahap, antara usia 1,5 sampaai 2,5 tahun, anak-anak mulai mengombinasikan kata-kata tunggal untuk menghasilkan ucapan dua kata. komunikasi-komnikasai awal ini tampaknya lebih lebih mirip telegram ketimbang percakapan. Kata depan, kata sambung dan morfem-fungsi lainnya biasanya ditinggalakan.. oleh karena itu, para ahli bahasa menyebut ucapan-ucapan awal ini mirip ujaran di dalam telegram.
Ujaran telegrafis ini dapat digunakan untuk menggambarkan ujaran dua atau tiga kata bahkan yang sedikit lebih panjang, namun tidak memiliki fungsi.
5. Struktur Kalimat dasar Orang Dewasa
Kosakata mengembang dengan cepat. Ia berlipat lebih dari tiga kali, dari sekitar 300 kata pada usia 2 tahun menjadi 1.000 kata pada usia 3 tahun.hampir secara menakjubkan, mulai dari kira-kira usia 4 tahun, dengan kemahiran kosakata yang bertambah (lihat Bloom, 2000 untuk diskusi tentang mekanisme-mekanisme kemahiran ini) kemampuan anak mencapai fondasi dan struktur bahasa orang dewasa. Pada usia 5 tahun, kebanyakan anak juga bisa mengerti dan memroduksi konstruksi kalimat yang cukup kompleks dan tidak lazim. Pada usia 10 tahun, bahasa anak secara fundamental sudah samaa seperti orang dewasa.
Proses Perkembangan Bahasa Anak
1. Fonologi
Anak menggunakan bunyi-bunyi yang telah dipelajarinya dengan bunyi-bunyi yang belum dipelajari, misalnya menggantikan bunyi /l/ yang sudah dipelajari dengan bunyi /r/ yang belum dipelajari. Pada akhir periode berceloteh, anak sudah mampu mengendalikan intonasi, modulasi nada, dan kontur bahasa yang dipelajarinya.
2. Morfologi
Pada usia 3 tahun anak sudah membentuk beberapa morfem yang menunjukkan fungsi gramatikal nomina dan verba yang digunakan. Kesalahan gramatika sering terjadi pada tahap ini karena anak masih berusaha mengatakan apa yang ingin dia sampaikan. Anak terus memperbaiki bahasanya sampai usia sepuluh tahun.
3. Sintaksis
Alamsyah (2007:21) menyebutkan bahwa anak-anak mengembangkan tingkat gramatikal kalimat yang dihasilkan melalui beberapa tahap, yaitu melalui peniruan, melalui penggolongan morfem, dan melalui penyusunan dengan cara menempatkan kata-kata secara bersama-sama untuk membentuk kalimat.
4. Semantik
Anak menggunakan kata-kata tertentu berdasarkan kesamaan gerak, ukuran, dan bentuk. Misalnya, anak sudah mengetahui makna kata jam. Awalnya anak hanya mengacu pada jam tangan orang tuanya, namun kemudian dia memakai kata tersebut untuk semua jenis jam.



DAFTAR PUSTAKA

Werker, J.E. 1989. Becoming a Native Listener. Dalam American scientist, No.77, hlm. 54-59.
Oller, D.K., Eilers,. R.E. 1998. Interpretive and Methodological Difficulties in Evaluating Babbling Drift. Dalam parole, No. 7 hlm. 147-164.
Locke, J.L. 1994. Phases in the Child’s Development of Language. Dalam American scientist, No. 82, hlm. 436-445.
Petitto, L., & Marentette, P.F. 1991. Babbling in the manual mode: Evidence For the Ontogeny of Language. Dalam Scientist, No. 251 (5000), hlm. 1493-1499.
Ingram, D. 1999. Phonological Acquisition. Dalam M. Barret (Ed.), The Development of Language. Eats Sussex, UK: Psycology Press. Hlm.845-865.
Siegler, R.S. 1986. Children’s Thinking. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Sternbernberg, Robert. J . 2008. Psikologi Kognitif_edisi empat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

UPAYA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

A. Latar Belakang

Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai cara telah dikenalkan serta digunakan dalam proses belajar mengajar (PBM) dengan harapan pengajaran guru akan lebih berkesan dan pembelajaran bagi murid akan lebih bermakna. Sejak beberapa tahun belakangan ini teknologi informasi dan komunikasi telah banyak digunakan dalam proses belajar mengajar, dengan satu tujuan mutu pendidikan akan selangkah lebih maju seiring dengan kemajuan teknologi. Perkembangan teknoloagi multimedia telah menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainnya. Multimedia juga menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi pelajar, dengan multi media diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menentukan dengan apa dan bagaiamana siswa untuk dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien. Sumber informasi tidak lagi terfokus pada teks dari buku semata-mata tetapi lebih luas dari itu. Kemampuan teknologi multi media yang telah terhubung internet akan semakin menambah kemudahan dalam mendapatkan informasi yang diharapkan.


B. Rumusan Masalah
C.
1. Bagaimana cara mengajar yang berkesan?
2. Apa saja manfaat yang di peroleh dari pengajaran yang berkesan?
3. Bagaiman cara mengakhiri pelajaran dengan berkesan?

C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan cara mengajar yang berkesan.
2. Mendeskripsikan manfaat yang di peroleh dari pengajaran yang berkesan.
3. Mendeskripsikan cara mengakhiri pelajaran dengan berkesan.
D. Manfaat Penulisan
Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didiknya dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.
Bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya
MENGAPA PERLU MENGGUNAKAN TI DALAM PENDIDIKAN ?
Proses belajar mengajar (PBM) seringkali dihadapkan pada
materi yang abstrak dan di luar pengalaman siswa seharihari,
sehingga materi ini menjadi sulit diajarkan guru dan
sulit dipahami siswa. Visualisasi adalah salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengkonkritkan sesuatu yang
abstrak. Gambar dua dimensi atau model tiga dimensi adalah
visualisasi yang sering dilakukan dalam PBM. Pada era
informatika visualisasi berkembang dalam bentuk gambar
bergerak (animasi) yang dapat ditambahkan suara (audio).
Sajian audio visual atau lebih dikenal dengan sebutan
multimedia menjadikan visualisasi lebih menarik. ICT dalam
hal ini komputer dengan dukungan multimedia dapat menyajikan
sebuah tampilan berupa teks nonsekuensial, nonlinear, dan
multidimensional dengan percabangan tautan dan simpul secara
interaktif. Tampilan tersebut akan membuat pengguna (user)
lebih leluasa memilih, mensintesa, dan mengelaborasi
pengetahuan yang ingin dipahaminya. Walhasil komputer dapat
mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena
komputer tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan
instruksi, seperti yang diinginkan. Iklim afektif ini akan
melibatkan penggambaran ulang berbagai objek yang ada dalam
pikiran siswa. Dan iklim inilah yang membuat tingkat retensi
siswa pengguna komputer multimedia lebih tinggi daripada
bukan pengguna. Sebuah pepatah menyebutkan I hear I forget,
I see I Know, I do I Understand.
Penelitian De Porter mengungkapkan manusia dapat
menyerap suatu materi sebanyak 70% dari apa yang dikerjakan,
50% dari apa yang didengar dan dilihat (audio visual),
sedangkan dari yang dilihatnya hanya 30%, dari yang
didengarnya hanya 20%, dan dari yang dibaca hanya 10%.
Berdasarkan ini semua, maka kegiatan hands on dalam PBM
harus tetap diutamakan. Kadang kala PBM dihadapkan pada
materi yang tidak dapat dilakukan secara hands on. Misalnya
suatu percobaan membutuhkan waktu lama, sedangkan waktu PBM
terbatas atau benda sebenarnya sulit untuk diperlihatkan dan
dieksplorasi oleh siswa. Pada saat seperti inilah diperlukan
alat bantu pengajaran, salah satunya adalah pembelajaran
berbasis ICT (komputer multimedia).
PENGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PENDIDIKAN
Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi multimedia mampu
memberi kesan yang besar dalam bidang komunikasi dan
pendidikan karena bisa mengintegrasikan teks, grafik,
animasi, audio dan video. Multimedia telah mengembangkan
proses pengajaran dan pembelajaran ke arah yang lebih
dinamik. Namun yang lebih penting ialah pemahaman tentang
bagaimana menggunakan teknologi tersebut dengan lebih
efektif dan dapat menghasilkan idea - idea untuk pengajaran
dan pembelajaran. Pada masa kini, guru perlu mempunyai
kemahiran dan keyakinan diri dalam menggunakan teknologi ini
dengan cara yang paling berkesan. Suasana pengajaran dan
pembelajaran yang interaktif, lebih menggalakkan komunikasi
aktif antara berbagai hal. Penggunaan komputer multimedia
dalam proses pengajaran dan pembelajaran adalah dengan
tujuan meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran.
Dengan berkembangnya teknologi multimedia, unsur-unsur
video, bunyi, teks dan grafik dapat dikemas menjadi satu
melalui Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK). Sekarang ini,
materi PBM telah banyak ditemukan dipasaran yang disediakan
dalam bentuk CVD atau DVD. Contoh-contoh yang dapat kita
temukan seperti ensiklopedia, kamus elektronik, buku cerita
elektronik, materi pembelajaran yang telah dikemas dalam
bentuk CD atau DVD dan masih banyak lagi yang dapat kita
temui. Konsep permainan dalam pembelajaran digabung untuk
menghasilkan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan.
Model – model ini dapat digunakan dalam pembelajaran di
dalam kelas atau pembelajaran sendiri. Bisa juga digunakan
untuk pembelajaran di rumah dan di sekolah. Sesi
pembelajaran bisa disesuaikan dengan tahap penerimaan dan
pemahaman pelajar. Pencapaian dan keberhasilan pelajar akan
diuji. Jika pelajar tidak mencapai tahap yang memuaskan,
maka sesi pemulihan pula akan dilaksanakan. Rekord
pencapaian pelajar akan disimpan supaya prestasi pelajar
bisa diawasi. Konsep pembelajaran sendiri dapat dilaksanakan
bila informasi tersebut menarik dan memotivasikan pelajar
untuk terus belajar. Ini dapat dicapai jika materi atau
informasi direkabentuk dengan baik menggunakan multimedia.
Suasana pengajaran dan pembelajaran yang interaktif akan
menggalakkan komunikasi berbagai hal ( pelajar-guru,
pelajar-pelajar, pelajar-komputer ). Gabungan berbagai media
yang memanfaatkan sepenuhnya indra penglihatan dan
pendengaran mampu menarik minat belajar. Namun yang lebih
utama ialah pencapaian objektif pengajaran dan pembelajaran
dengan berkesan. Harus diingat bahawa teknologi multimedia
hanya bertindak sebagai pelengkap, tambahan atau alat bantu
kepada guru. Multimedia tidak akan mengambil alih tempat dan
tugas guru. Multimedia adalah sebagai saluran pilihan dalam
menyampaikan informasi dengan cara yang lebih berkesan.
Komputer hanya digunakan jika dipandang perlu dan
merupakan pilihan yang terbaik. Jikalau terdapat pilihan
lain yang lebih berkesan untuk menyampaikan informasi,
gunakanlah pilihan itu. Di samping itu juga guru harus
menyadari betapa pentingnya memanfaatkan teknologi terkini
untuk membiasakan generasi yang akan datang dengan cara
hidup canggih abad ke 21 nanti.
Kelebihan Penggunaan TI dan Multimedia Dalam Pendidikan
_ Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif .
Pengajar akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam
mencari terobosan pembelajaran _ Mampu mengabungkan antara
text, gambar, audio ,musik, animasi gambar atau vidio dalam
satu kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya tujuan
pembelajaran
_ mampu menimbulkan rasa senang selama proses PBM
berlangsung. Hal ini akan menambah motivasi siswa selama
proses PBM hingga didapatkan tujuan pembelajaran yang
maksimal
_ Mampu memvisualisasikan materi yang selama ini sulit
untuk diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan atau alat
peraga yang konvensional
_ Media penyimpanan yang relatif gampang dan fleksibel
Syarat Yang Harus Dipenuhi Dalam Multimedia Pendidikan
_ Pengoperasian yang mudah dan familer (user frendly)
_ Mudah untuk installke komputer yang akan digunakan oleh
pengguna
_ Media pembelajaran yang interaktif dan komunikatif
_ Sistem pembelajaran yang madiri. Artinya siswa dapat
belajar dengan mandiri baik disekolah maupun dirumah tanpa
harus ada bimbingan dari guru
_ Sedapat mungkin dengan biaya yang ringan dan terjangkau
Multimedia Dalam Internet
Perkhidmatan mel elektronik yang berbentuk teks dan
grafik akan ditingkatkan lagi dengan keupayaan untuk
menghantar gambar-gambar video dan bunyi melalui talian
komunikasi. Gambar-gambar video dan bunyi ini boleh dihantar
secara langsung seperti sidang video atau disimpan dalam
storan dan dimuatkan ke komputer apabila diperlukan oleh
pengguna. Konsep sidang video kini digunakan dalam program
pendidikan jarak jauh. Oleh itu, pelajar hanya perlu
menghadiri stesen tempat diadakan sidang video tersebut
tanpa perlu berdepan dengan guru atau pensyarah secara
fizikal. Ini mungkin dapat membantu masalah kekurangan guru
pakar dan tenaga profesyenal. Satu sesi bersama pensyarah
yang dijemput khas boleh diadakan dan boleh diikuti oleh
ramai pelajar dari lokasi yang berasingan. Untuk tujuan ini,
terminal atau komputer yang digunakan mesti dilengkapi
dengan kamera digital dan mikrofon untuk meningkatkan
keberkesanan komunikasi pelajar dengan tenaga pengajar.
Satu kaedah lagi ialah unsur-unsur video, bunyi, teks
dan grafik ini disimpan dalam storan. Apabila ada
permintaan, maka perisian tersebut akan dihantar melalui
saluran komunikasi ke komputer pelajar. Aplikasi ini
dipanggil pembelajaran atas permintaan. Ia membolehkan
pelajar menentukan masa dan kekerapan capaian bersesuaian
dengan keperluannya. Pelajar tidak perlu umpamanya menunggu
masa siaran yang ditetapkan seperti dalam Televisyen dan
Radio Pendidikan.
Dengan kemajuan telekomunikasi juga membolehkan satu
projek berkumpulan dilakukan dengan lebih cekap dan
produktif. Perbincangan mengenai bahan projek boleh
dilakukan melalui telefon video dan telesidang. Malahan
bahan projek boleh diteliti oleh setiap ahli projek pada
skrin komputer masing-masing dan perubahan boleh dilakukan
di skrin disaksikan oleh semua ahli. Konsep ini boleh
digunakan untuk membantu melincinkan pengurusan pendidikan.
Melalui internet, pelajar boleh mendapat pendidikan global
sebab ia adalah sebagai gedung informasi di mana informasi
interaktif dapat diperoleh dengan cepat dan mudah.




PENUTUP
Harga komputer yang semakin menurun dengan keupayaan yang
sentiasa dipertingkatkan memungkinkan komputer digunakan
secara lebih meluas terutamanya dalam bidang pendidikan.
Memiliki teknologi yang betul merupakan salah satu dari
keperluan untuk menghasilkan proses pengajaran dan
pembelajaran yang berkesan. Namun, yang lebih penting ialah
kefahaman tentang bagaimana media baru dapat digunakan
secara efektif untuk memberikan idea-idea baru bagi
mempersembahkan bahan-bahan pembelajaran yang membolehkan
pelajar dimotivasikan untuk menjelajah isi pelajaran yang
seterusnya memperkayakan proses pembelajaran. Teknologi
informasi bersifat dinamik dan sentiasa berkembang dengan
pesatnya. Multimedia juga adalah satu contoh teknologi yang
sedang melalui era perkembangan. Memang tidak dapat
dinafikan mempunyai potensi yang besar dalam sistem
pendidikan ketika ini. Menerima kehadiran teknologi
multimedia ini tidaklah mencukupi tanpa mempraktikkannya.
Oleh itu, untuk sama-sama memanfaatkannya, kita perlu
sentiasa mengikuti berbagai latihan dan kursus yang
berkaitan untuk menambahkan pengetahuan dan kemahiran
seiring dengan perkembangan tersebut.
Dengan menggunakan komputer multimedia asas, guru boleh
menggunakan perisian aplikasi berbentuk multimedia dalam
bilik darjah. Guru perlu mempunyai kemahiran untuk menilai,
memilih, mengolah dan melaksanakan aktiviti yang berkaitkan
dengan multimedia dengan berkesan. Perancangan teliti adalah
perlu kerana sebenarnya kelebihan multimedia bukan terletak
semata-mata kepada teknologinya, tetapi sebenarnya adalah
kepada kreativiti dan usaha guru itu sendiri. Walau
bagaimanapun, kerjasama dan sokongan semua pihak adalah
merupakan penentu kepada sebarang implementasi projek
komputer. Guru perlu memperlengkapkan diri dengan sentiasa
mengikuti perkembangan semasa teknologi informasi.
Oleh : SISWO SAROSO, SPd